Surat ini termasuk golongan dari surat madaniyyah, yakni surat yang turun di kota Madinah/setelah hijrah. Ayatnya berjumlah 43 ayat dan turun setelah surat Muhammad.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

الٓـمّٓرٰ  ۚ تِلْكَ ءَايٰتُ الْكِتٰبِ  ۗ وَالَّذِىٓ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَقُّ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ

"Alif Lam Mim Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an). Dan (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah benar; tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya)." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 1)

1. lafadz pembuka surat الٓـمّٓرٰ adalah termasuk ayat mutasyabihat, hanya Allah yang tahu persis maknanya, seperti pembahasan yang sudah-sudah.

Dan (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah benar; maksudnya :

القرآن الذي أنزله إليك ربك حق لا شك فيه

Al Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad adalah benar dari Allah, tidak ada keraguan didalamnya.

Akan tetapi, rata-rata kaum musyrikin menolaknya. Bahkan, mereka tidak mau untuk membacanya, andai ada yang membaca pasti mereka akan teguh atau hatinya terbuka karena tidak mungkin lafadz seindah Al-Qur'an diciptakan/dikarang oleh manusia. Seperti halnya yang telah terjadi kepada sahabat Umar bin Khattab yang dapat hidayah sebab mendengar dan membaca Al Qur'an saudari perempuan dan iparnya.

ولا يقرون بهذا القرآن وما فيه من بديع الأمثال والحكم والأحكام التي تناسب مختلف العصور والأزمان.
 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اللَّهُ الَّذِى رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا  ۖ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ  ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ  ۖ كُلٌّ يَجْرِى لِأَجَلٍ مُّسَمًّى  ۚ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْأَايٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ

"Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 2)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِى مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوٰسِىَ وَأَنْهٰرًا  ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ  ۖ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ  ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 3)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَفِى الْأَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجٰوِرٰتٌ وَجَنّٰتٌ مِّنْ أَعْنٰبٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقٰى بِمَآءٍ وٰحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلٰى بَعْضٍ فِى الْأُكُلِ  ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

"Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 4)

2. surat ar-ra'du ayat 2 - 4 menerangkan tentang dalil-dalil atau bukti akan adanya Allah, keesaan-Nya serta kekuatan-Nya. Bagaimana langit diangkat keatas jauh dari bumi tanpa adanya tiang penyangga.
Bagaimana Allah mengatur garis edar/orbit matahari dan bulan ...

Tauhid akan keesaan Allah ada dalam ayat 2-4 ini, untuk membantah atau memberikan Burhan (bukti akal) bahwa Tuhan hanyalah satu, tidak seperti musyrikin Makkah yang mengatakan ada banyak tuhan yang mempunyai urusan/aturannya sendiri-sendiri. Tuhan (berhala) latta punya kekuasaan ini, Tuhan (berhala) Uzza mengurusi itu dan Tuhan (berhala) Manat wilayahnya ini.

Andaikan, tuhan lebih dari satu tidak esa maka, alam tidak konsisten akan ada adu kekuasaan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَءِذَا كُنَّا تُرٰبًا أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍ  ۗ أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ الْأَغْلٰلُ فِىٓ أَعْنَاقِهِمْ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ  ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ

"Dan jika engkau merasa heran, maka yang mengherankan adalah ucapan mereka, "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Mereka itulah yang ingkar kepada Tuhannya; dan mereka itulah (yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 5)

Setelah menyebutkan ayat tentang sikap kaum musyrikin yang tidak mengakui keesaan Allah padahal sudah disertai bukti nyata. Dalam ayat, ini ayat 5 Allah kembali menegaskan keingkaran kaum musyrikin akan hari kebangkitan dengan argumentasi/bantahan "emang bisa manusia yang udah berubah menjadi tanah (mati dan jasadnya menyatu dengan tanah kubur) terus dibangkitkan lagi?".

Bantahan tersebut tegas dijawab Allah dengan "kalau Allah saja mampu mengatur seluruh alam semesta ini, apalagi hanya membangkitkan orang menjadi makhluk yang baru!".

ayat yang semisal ini : أَءِذَا كُنَّا تُرٰبًا أَءِنَّا لَفِى خَلْقٍ جَدِيدٍ  ۗ dengan menggunakan Hamzah istifham (Hamzah pertanyaan) diulang dalam Al Qur'an sebanyak 11 kali pengulangan yakni di surat Ar-ra'du, Al Isra, Al Mukminun, An-Nahl, Al Ankabuut, Assajdah, Asshoffat, Al Waqi'ah, Annazi'at.

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!