Pembunuhan Qobil dan Habil didasari oleh sifat iri dan hasad, Nabiyullah Adam as, mendidik dan mengajarkan anaknya dg ilmu pengetahuan yg dimilikanya, Qobil ia ajarkan bercocok tanam dikarenakan fisik yang kuat dan badannya yang kekar, adapun habil dengan kelembutan hatinya ia ajarkan beternak .Ini menunjukan betapa pentingnya bertahan hidup dimuka bumi sehingga nabi adam mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mahir dalam mencari maisyah kehidupan. Nabi adam adalah sosok orang tua yang tidak hanya mengajarkan ibadah saja kepada anaknya melainkan mengajarkan bagaimana bisa menghidupi diri dan keluarganya, sebab  dalam menghidupi keluarga itu adalah bagian dari jihad dijalan Allah SWT..

Kedua anaknya itu berhasil dimasing-masing bidangnya, kemudian dengan keberhasilannya itu, dimintalah berqurban dengan hasil usahanya itu, qobil berqurban dengan hasil panennya yang begitu melimpah dan habil dengan binatang ternaknya yang sehat dan gemuk-gemuk.

Dalam berqurban Allah lebih memilih qurban yang dipersembahkan oleh habil, bukan karena jenis qurbannya, melainkan kualitas qurban yang diberikan habil dengan memilih binatang yang kualitasnya terbaik, sedangkan  qobil berqurban dengan hasil panennya yang kualitasnya biasa-biasa saja .

Qobil tidak instrospeksi diri, bahwa esensi dari berqurban untuk Allah adalah hal yang terbaik dengan niat hati hanya lillah, keduanya diberikan keberhasil oleh Allah dan keduanya mengembalikan lagi kepada Allah yg paling baik, sebab semua yg menumbuhkan ternak dan pertaniannya adalah Allah, Tapi sayangnya setelah ia mengetahui bahwa qurbannya tidak diterima ia merasa iri hati kepada habil, hingga yang dipikirannya hanyalah kalimat laaktulannak (aku sungguh akan membunuhmu habil) dengan batu yg dipegangnya kemudian mulailah qobil beraksi untuk membunuh habil sehingga inilah awal tragedi adanya darah yg menumpah dimuka bumi ini.

Terbunuhlah habil dan dibawalah jenazahnya jauh dari tempat sang ayah tinggal, kemudian qobil mengajak istrinya dan selanjutnya membawa jauh jenazah habil dengan rasa takut dan rasa bingung mau diapakan jenazahnya habil itu, saat dalam perjalanan keduanya melihat ada ghurob (burung gagak) sedang bertarung dengan burung gagak lainnya hingga salah satu dari burung gagak tersebut terbunuh kemudian gagak itu menggali tanah untuk mengubur gagak yang telah kalah dan mati tersebut, dari pengamatan burung gagak itulah qobil berguru tentang menyemayamkan jenazah.

Tidak lama kemudian adam mengetahui hal itu dari malaikat jibril, dalam kesedihannya kehilangan habil, Allah memberi hadiah adam berupa anak dalam kandungan hawa yang proses pertumbuhannya sangat cepat, didalam sebuah riwayat ada yang mengatakan jarak kelahiran bayinya kisaran seminggu-sebulan saja, sehingga pertumbuhannya bisa mengejar usianya qabil, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa anak yg baru  lahir ini adalah nabi sis yang kemudian akan melanjutkan dakwahnya habil bersama dengan ayahnya adam as, dan dari sis inilah kelak punya anak bernama idris.

Berlanjut ke kisah Qobil dan istrinya yang pergi kesuatu lembah, mulai berkembang biaklah keturunan-keturunannya , saking banyaknya keturunan dari qobil, ada sebagian dari mereka yang terpisah, ada keturunan qobil yg tinggal di atas gunung dan ada pula yang tinggal disebuah lembah, hingga kemudian yang diatas gunung semakin banyak dan dibawah lembah juga semakin banyak.

Dalam sebuah riwayat, manusia yang diatas gunung laki-lakinnya ganteng namun wanitanya kurang cantik, sedangkan yang dilembah kesebalikannya, perempuannya cantik-cantik dan laki-lakinya tidak ganteng, disinilah syetan mulai masuk berperan kembali dengan dosa-dosa manusia dimasa itu,  setan sudah faham tentang situasi manusia dengan pengalamannya yang tidak diragukan lagi saat mengganggu adam disurga dan qobil yang membunuh habil.

Syetan menjadikan perempuan sebagai umpan, syetan mulai menjelma menjadi manusia dengan mengajarkan senandung-senandung yang mampu membuat lalai manusia seperti halnya nyanyian-nyanyian, syair-syair, musik, yang kemudian dijadikan hari id (pesta).

Laki-laki yang melihat keramain para wanita yang berpesta, mereka turun gunung karena penasaran dengan wanita-wanita yang pada senandung dan berjoged  dengan berlomba-lomba agar menarik laki-laki sampai pada akhirnya terjadilah campur baur antara laki-laki dan perempuan yang menimbulkan terjadinya perzinahan diantara mereka, dalam sebuah riwayat dari sinilah nabi idris kemudian diutus oleh Allah untuk menyelamatkan keturunan-keturunan qobil yang sering berbuat maksiat. Wallahu A’lam

Dari kisah awal kehidupan manusia dimuka bumi ini, penulis coba garis bawahi dari garis besar yang perlu kita ungkap dari kisah tersebut;

Pertama, Hasad (iri hati) adalah merupakan akhlak madzmumah (tercela) yang sangat dibenci oleh Allah, sebab sifat ini akan sangat merugikan manusia didalam kehidupan sehari-harinya seperti Jiwa yang tidak tenang, Kehilangan teman,  Menyakiti diri sendiri,  Menghilangkan keimanan, Memperbanyak dosa, Merusak amal perbuatan dan apabila orang sudah hasad maka apapun bisa lakukan seperti fitnah, adu domba, membunuh dan lain sebagainya. semoga kita semua terlindung dari sifat hasad tersebut (Al isti’ad billah min syarri hasidin idzaa hasad). Aamiin.

Kedua, Dari zaman nabi adam hingga nabi idris belum ada dosa yang menduakan Allah SWT, dosa pembunuhan dan perzinahan yang mulai muncul merajalela dikala itu yg menurut sebuah riwayat disebut dengan jahiliyyatul uulaa (Zaman jahiliyah pertama kali).

 

*(Dinukil dari Kajian Qososul Anbiya Sesi-2 dengan narasumber Ust.Abi Makky)

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!