Secara harfiah Uzlah berarti memisahkan diri daripada makhluk.

Menurut thoriqoh halul mahabbah (orang cinta pada Allah) yaitu keluar dari pergaulan dengan makhluk, terputus dengan semua orang di dunia kecuali dalam berkhitba kepada Syeh yang nuraninya mencapai kesadaran pada Allah.

Murid itu berperilaku seperti pasrahnya jenazah yang sedang dimandikan, sebagaimana murid ikuti saja ajaran yang diberikan. Biarkan guru mendidik, meramu sebagaimana diam mau , agar si guru memandikan murid dengan air kuali. Agar bersih dari dosa-dosa dengan air kuali dan orang-orang yang jauh dari Allah SWT daripada hadas-hadas.

Pada dasarnya Uzla menjauhkan indera dari aktivitas dunia, orang beruzla tidak aktif lagi hp nya tidak aktif lagi social media nya. Salah satu bentuk Uzla saat ini memutus aktivitas tersebut.

Ruh itu diuji karenanya apabila kelima indera digunakan sesuatu yg berhubungan materi berita, info-info terkini, opini-opini, komentar politik, komentar terbuka, gosip, maka ruh  ini akan rusak, sehingga disebutkan jiwa kalau dibiarkan dengan fasilitas mendengarkan sesuatu yang materi maka akan menarik ruh ditarik kepada yg lebih rendah, maka harus dibersihkan kata Imam Najmuddin Al Kubro. Maka dengan Kholwat (menyepi) dan Uzlah (mengurangi) aktivitas indera dzikir yang lembut telinga kita akan dipenjara, lidah dikunci, telingan tidak mendengarkan hal-hal yang tidak penting. Dengan kholwat dan uzlah maka terputuslah pengaruh Jiwa . yg termasuk dalam jiwa : 1. Dunia, 2. Syaiton : memberikan was-was, kalam- membisikkan kalam-kalam kesombongan, tipu daya, membohongi makhluk, 3. Kecenderungan negatif, hawa nafsu, 4. Syahwat keinginan yang rendah. Hal itu yang membuat jiwa rusak, maka akan meracuni jiwa, cara memangkasnya dengan Khalwat dan Uzlah. Memutus hubungan indrawi walaupun sejenak, misalnya pada bulan puasa 10 hari cuti digunakan untuk I’tikaf lebih baik.

Apa rasionalisasi Uzlah ini apakah berlebihan apakah menghancurkan dunia?, apakah membuat manusia mundur? Justru ini kemajuan yg sebenarnya, Kita harus menundukkan dunia jangan ditundukkan dunia. Jika ditundukkan dengan dunia maka rohani kita sedang sakit. Maka biasanya ketika bertemu dokter dan di diagnosa dokter maka dokter akan memberi tahu penyakit kita dan memberi tahu untuk menjauhi pantangan-pantangan kita.

Sebagaimana dokter ketika mengobati orang sakit, pertama kali yg dilakukan yaitu  menjaga diri dari apa yg merusak badan. Misal diabetes harus mengurangi konsumsi karbohidrat , dan hal yg manganggunya. Sesuatu yg menambah pada penyebab penyakitnya, misal psikis psikologis maka orangnya disuruh tenang, jangan gelisah. Kalo menjaga dari pantangan-pantangan tadi maka terputus darinya sesuatu yg menyebabnya sakit, sehingga bersih materinya atau bahan-bahannya. Baru kemudian bisa diobati atau dikuatkan imunitasya.

Uzlah itu rawat inap ketika murid penyakit qolbunya parah, sholat tidak khusyu’, hati bergejolak, emosi meledak-ledak maka perlu Uzlah. Maka menjaga diri dari hal yang jelek itu obat pertama raja obat memantang dari hal-hal yang tidak baik dari kesehatan, baru diobati. Misalnya lagi flu maka harus memantang dari es, makanan berminyak, kalo masih belum bisa memantangnya suliit untuk diobati, jika sudah berhasil dipantang baru diobati.

 

Jika sudah dipantang maka mudah mengobatinya.

Pokok dari mengobati adalah memantang setelah itu juga harus di terapi seperti tubuh badan yang dipantang dari sesuatu yang merusak maka diisilah dengan dzikir. Kenapa dzikir tidak berefek? Karena tidak melakukan uzlah.

Cara untuk membersihkan / mengobati penyakit batin jiwa tubuh. Dimulai dari lima indera yg kita miliki. Saat ini kita tidak pernah lepas dari Handphone seperti berhala. Mata, tangan, kaki berkaitan dengan ini. Maka dibutuhkan sesuatu yg memutus ini . Uzla (keluarnya jiwa dari hubungan-hubungan yg menyibukkan indera. Maka apa yang diinput kalau indera sibuk. Inputnya indra seperti : 1. Dunia 2.Was-was Syaiton, 3. Hawa kecenderungan diri, 4. Syahwat keinginan rendahan. Cara memutusnya bukan hajar dunia, uzla hanya dilakukan beberapa saat tidak seumur hidup, maka pentingnya dibimbing oleh yg lebih mengerti. Setelah jiwa tenang baru diisi dengan dzikir qolbu, rohani diisi dengan ilmu.

Bersihkan jiwanya baru diisi dengan dzikir dan ilmu. Rohani yg menerima ilmu qolbu mengamalkannya diikuti tubuh maka rohani senantiasa menerima ilmu baru. Itulah konsep daripada ilham. Ilham itu betul-betul tidak putus sampai akhir jaman.

Kesimpulan dari Buya yang mengingatkan kita di Bulan Rajab ini, mempersiapkan diri untuk Uzlah Ramadhan menyambut Ramadhan dengan mengurangi intensitas penggunaan Handphone dseperti social media (Uzlah indrawi), kemudian berpuasa di Bulan Rajab sebagai latian sebelum bulan ramadhan (Uzlah perut dari makanan), mengurangi perkataan yang tidak penting (uzlah lisan), mengurangi berinteraksi dengan hal-hal yang tidak penting (Uzlah jiwa). Bulan ini persiapkan membersihkan mengurangi intensitas dengan dunia luar di dalam diri terdapat arwah diri, aktifkan rumah kita sendiri yaitu diri kita sendiri.

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!