Gen-Q, kita tahu kapasitas otak itu dapat mencapai 2,5 petabyte, tapi kenapa sih masih ada aja kejadian atau memori yang terlupakan oleh kita?

Apalagi kalau yang lupa hafalan Al-Qur’an, wah jangan sampai ya ..

Lalu, bagaimana agar memori otak kita tahan lama dan tidak mudah lupa?

Cari tahu yuk!

Elizabeth Loftus, seorang psikolog asal Amerika, melakukan penelitian mengenai ingatan manusia (human memories). Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab kenapa manusia bisa lupa, di antaranya adalah :

Informasi Hanya Tersimpan di Memori Jangka Pendek (short-term memories)

Memori jangka pendek bertahan sangat singkat. Jika memori tersebut nggak dipertahankan secara aktif, maka memori ini hanya bisa bertahan dalam hitungan detik aja, yaitu sekitar 20-30 detik.

Maka tips yang pertama adalah : patenkan memori jangka pendek (short-term memories) agar berpindah menjadi memori jangka panjang (long-term memories). Dengan selalu memanggil atau mengingat kembali memori jangka pendek tersebut, kalau istilah anak-anak tahfidz “muroja’ah” Gen-Q!

Dengan begitu, otak tidak gagal memanggil ingatan yang tersimpan, Jadi ngga gampang lupa.

Selain itu, terapin juga tips jitu dari Ibnu Abbas nih Gen-Q! Sahabat yang masih memiliki hubungan darah dengan Rasulullah ini, konon tak pernah melewatkan berdoa agar diberikan kekuatan hafalan.

Dia menyadari penuh betapa layaknya manusia biasa, rentan mengalami lupa.

Begini doanya Ibnu Abbas :

اللهم ذكرني ما نسيت, واحفظ علي ما علمت, و زدني علما

Ya Allah ingatkanlah (perkara) yang aku lupa, jagalah apa yang aku pelajari untukku, dan tambahkan ilmu (baru) untukku.

Tips ketiga hindarkan memori kita dari gangguan memori lain

Terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa lupa nggak sepenuhnya disebabkan karena hilangnya memori yang tersimpan di otak. Tapi, dapat juga terjadi karena adanya gangguan (interferensi) dari memori lain.

Teori ini disebut dengan teori interferensi (interference theory).

Apalagi kalau gangguan memori lahir dari sesuatu yang haram (maksiat) wah, jaminan hafalan cepet rontok Gen-Q!

Kita tentu ingat, bagaimana Imam Syafi’i, pernah mengeluhkan kepada sang guru, Imam Waki’, ihwal buruknya hafalan yang dia miliki.

Sang Guru, menasehati muridnya tersebut agar meninggalkan maksiat. Kisah tersebut seperti menjadi bait syair yang melegenda :

Saya mengadu kepada Waki’ buruknya hafalanku

Dia memintaku meninggalkan maksiat

Dia juga memberitahuku bahwa ilmu ada cahaya

Dan cahaya Allah SWT tak akan datang untuk ahli maksiat

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!