Guru Psikolog dunia sepanjang masa baginda Rasul Muhammad SAW, jauh-jauh hari sudah memberikan tuntunan kepada kita keluarga muslim tentang bagaimana cara mendidik anak, beliau berpesan melalui sabdanya :

“Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 Adil disini adalah memenuhi semua hak anak dan tidak berlaku dzholim kepadanya.

Rasulullah ditanya oleh sahabat “ya Rasul, apa hak anakku ini? Beliau menjawab : “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu).”

“Bermain adalah dunia mereka.. “

Maka luangkanlah waktu dan duduk bercengkrama bersamanya, bercanda dan bermain dengan tujuan menggembirakan hatinya, hal seperti itu pun Rasulullah sangat memperhatikan karena akan menjalin ikatan yang begitu dalam antara orang tua dan anak, sampai Rasul menjanjikan pahala memerdekakan budak bagi siapa saja yang menyenangkan hati anak, subhanallah.. ini menunjukkan betapa pentingnya bukan meluangkan waktu dan bermain bersama dengan anak?

Rasul adalah ‘uswah’  (Panutan), lihat dalam sejarah bagaimana beliau bermain dengan para penyejuk matanya, cucu tercinta ‘Hasan dan Husain’ bermain kuda-kudaan, dan beliau berakting menjadi kuda untuk kedua cucunya.

Makanya beliau pun menegaskan di dalam hadits yang di riwayatkan Imam Tirmidzi “Siapa yang memiliki anak, hendaklah ia bermain bersamanya dan menjadi sepertinya… “ menjadi sepertinya, menjadi seperti anak-anak, menjiwai anak-anak.

Rasulullah juga melarang keras untuk melukai hati mereka dalam bentuk apapun!

Sebagai upaya mencetak generasi yang berbakti, renungkan hadits berikut ini :

Dalam suatu majelis, Rasulullah SAW mengingatkan para sahabat-sahabatnya, “Hormatilah anak-anakmu dan didiklah mereka. Allah SWT memberi rahmat kepada seseorang yang membantu anaknya sehingga sang anak dapat berbakti kepadanya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anakku sehingga ia dapat berbakti kepadaku?” Nabi Menjawab, “Menerima usahanya sekecil apapun, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dengan beban yang berat, dan tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hatinya.” (HR. Abu Daud)

Langkah selanjutnya adalah didik mereka dengan Al-Quran, karena tidak ada pendidikan yang dapat melampaui Al-Quran. Dan lihatlah kelak diakherat para orang tua akan tersenyum karena sebab itu

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus daripada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini?” (HR Abu Daud)

Jujur ini adalah hadits yang membuat penulis termotivasi untuk slalu mengajarkan Al-Quran kepada anak.

Terimakasih Rasulullah

Share:
0
Total Santri
0
Guru Pengajar
0
Cabang
0
Program Belajar
Like us!
Follow us!
Watch us!